saat
harap
menengadah
langit...
Friday, November 10, 2006,2:34 PM
Dari LiNtaSan KeNangaN
Waktu kadang berlalu seperti angin...
Yang namanya waktu seringkali emang nggak berasa banget, melintasi kita lebih cepet dari nafas ( betul khan? Coba...cepetan mana nafas kamu dengan detak jam? =p) kemaren kita adalah bayi yang di ninabobo kan lagu-lagu lembut menjelang tidur, rasanya baru aja kemaren kita asyik dengan mainan-mainan masa kecil kita, perasaan belum lama deh kita maen bola dengan tetangga sebelah waktu agustusan, eh, sekarang udah segede gini lagi. Tanpa terasa kita udah bukan anak-anak lagi, nggak kerasa pula fase-demi fase kehidupan dilewati, dengan maupun tanpa arti. Dan ketika waktu telah melintasi kita, ia nggak bakalan balik. Karena detik yang lalu adalah detik yang berbeda dengan detik yang sekarang, karena kemarin bukan hari ini, karena masa lalu tidaklah sama dengan masa kini. Seperti kata lirik lagu: “Semua tinggal kenangan†Nah, ternyata kita bisa loh “menangkap†kenangan itu. Why? karena secara alami manusia memang udah dikasih Allah kemampuan untuk itu. Anak-anak usia balita, contohnya, punya semacam photoghraphic memory untuk merekam momen-momen yang sangat menarik atau momen-momen yang sangat berkesan bagi mereka secara audiovisual dan menyimpannya di otak. Ntar kalo dia udah gede, dia bisa ingat kejadian-kejadian tertentu secara detil. Ngerasa nggak? kadang kita bisa inget kejadian-kejadian tertentu di masa kecil yang begitu kuat melekat di benak kita, kecebur got misalnya (he...he..., contohnya lebih keren dikit napa sich =p) atau pas ulang tahun , atau pas pertama kali dimrahin ortu. Ya..hal-hal semacam itulah. Kita juga kayak gitu. Kita pasti deh, inget momen-momen terindah atau malah terparah dalam hidup kita. Semua sering banget berkelebat satu-satu di memori otak kita.Sayangnya, nggak semua kenangan bisa “ditangkap†begitu aja. Begitu banyak kejadian berpengaruh, berkesan, dan berarti dalam hidup kita yang kadang terlupakan seiring berlalunya waktu. Emang kita rugi gituh, kalo kenangan itu terlepas dari kita? BANGET!Kita sering nggak nyadar, betapa berartinya yang namnya kenangan buat kita.Kenangan bisa jadi tolak ukur terhadap apa saja yang telah kita capai selama ini, kenangan bisa memotivasi kita saat kita lagi BeTe, kenangan bisa membuat kita berhati-hati untuk nggak terjatuh di lubang yang sama dua kali, kenangan membantu kita untuk menentukan sikap menuju masa depan, kenangan menggambarkan self image kita, wah...pokoknya banyak deh. So, hayu atuh kita “menangkap†kenangan kita masing-masing. Caranya? banyak. Zaman canggih kayak gini, macem-macem alat canggih bisa bantu kita untuk menangkap kenangan itu. Tapi...dari sekian banyak alat-alat modern itu izinkanlah saya merekomendasikan satu media yang konvensional;DIARY! Kenapa coba? Ya, emang bagus kalo kita nyimpen kenangan kita dengan digital photo misalnya, tetapi yang namanya foto tetep memerlukan interpretasi kita untuk mengira-ngira: bagaimana sih perasaan kita saat itu? Sejauh mana kejadian yang tergambar di sini mempengaruhi hidup kita waktu itu? dan bagaimana tanggapan kita terhadap kejadian itu? Nah, kelebihan Diary, ia menjawab itu semua. Diary adalah interpretasi langsung kita terhadap kejadian yang berkesan buat kita, dan ini merupakan alat penanglkap kenangan yang efektif. Diary akan merekam apa yang terjadi, sekaligus merekam perasaan kita, cara pikir kita dan kesan kita pada waktu itu. Eh, masih ada plus nya lagi: banyak penulis fiksi yang menyarankan kita untuk nulis diary karena ia adalah alat yang efektif untuk beratih menulis. Diary juga bisa mendidik kita untuk menyalurkan emosi (kalo lagi seneng, sebel,kesel, DeElEl). Malah diary juga bisa menjembatani masa kini dengan masa depan, ngebantu memformulasikan pikiran, menambah kedewasaan,wah...banyak dehJadi, â€کmet menangkap kenangan ya...
